Lalat
adalah satu di antara hewan-hewan yang disebut di dalam Al Qur’an, sebagai satu
saja dari banyak satwa yang mengungkap pengetahuan tak terbatas Tuhan kita.
Allah Yang Mahakuasa berfirman tentang hal ini dalam ayat ke-73 surat Al Hajj:
Wahai manusia ! Telah dibuat suatu
perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah
tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk
menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak
akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan
yang disembah. (QS. Al Hajj, 22:73)
Video dengan sinar-X ini memperlihatkan bagaimana lalat mengepakkan sayapnya. Citra tembus pandang dalam tubuh lalat mengingatkan kita pada citra di film-film tentang alien. Graham Taylor di University of Oxford dan koleganya menggunakan sinar-X yang dihasilkan oleh akselerator partikel di Paul Scherrer Institute di Swiss untuk mengintip cara kerja otot-otot lalat, untuk mempelajari bagaimana cara kerja sayapnya .
Video ini , yang berfokus pada thorax lalat , menyoroti otot-otot yang membantu terbang . Otot-otot besar ditampilkan dalam warna merah , oranye dan kuning memberikan kekuatan yang membuat lalat mampu terbang tinggi, sementara otot-otot yang jauh lebih kecil ditampilkan dalam warna hijau , biru dan cyan digunakan untuk kontorl kemudi . Setiap otot kontraksi dan relaks dalam satu arah , tetapi gerak kolektif mereka menciptakan pola kepakan sayapyang kompleks yang bergerak dalam tiga dimensi . Mekanisme ini dapat menginspirasi insinyur merancang perangkat mekanis kecil.
Otot-otot
penerbangan dari banyak serangga seperti capung mengerut sangat kuat akibat
rangsangan yang ditimbulkan oleh saraf-saraf yang mengendalikan setiap gerakan
mereka.
Meskipun
telah dilakukan penelitian terkini, walaupun seluruh teknologi telah Allah
berikan kepada manusia, amat banyak ciri makhluk hidup yang masih menyimpan
sisi-sisi menakjubkannya. Sebagaimana pada segala sesuatu yang telah Allah
ciptakan, dalam tubuh seekor lalat memperlihatkan bukti melimpah pengetahuan
mahatinggi. Dengan mengkaji seluk beluknya, siapa pun yang berpikir akan mampu
sekali lagi merenung di atas kekagumannya yang mendalam kepada Allah dan
ketaatan kepadaNya.
Sejumlah
penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan terhadap perangkat penerbangan
lalat dan serangga-serangga kecil lainnya diuraikan di bawah ini. Kesimpulan
yang muncul darinya adalah tiada kekuatan acak, coba-coba atau wujud selain
Allah yang mampu menciptakan kerumitan seekor serangga sekalipun.
Otot
terbang dari banyak serangga seperti belalang dan capung mengerut sangat kuat
akibat rangsangan yang ditimbulkan saraf-saraf yang mengendalikan setiap gerakannya.
Pada belalang, misalnya, sinyal-sinyal kiriman setiap saraf menyebabkan
otot-otot terbang mengerut. Dengan bekerja bergantian, tidak saling berlawanan,
dua kelompok otot yang saling melengkapi, yang dinamakan elevator (pengangkat)
dan depresor (penurun), memungkinkan sayap-sayap terangkat dan mengepak ke
bawah.
Belalang
mengepakkan sayapnya 12 hingga 15 kali per detik, dan agar dapat terbang
serangga-serangga lebih kecil harus mengepakkan sayapnya lebih cepat lagi.
Lebah madu, tawon dan lalat mengepakkan sayap 200 hingga 400 kali per detik,
dan pada ganjur dan sejumlah serangga merugikan yang berukuran hanya 1
milimeter (0.03 inci), kecepatan ini meningkat ke angka mengejutkan 1000 kali
per detik! Sayap-sayap yang mengepak terlalu cepat untuk dapat dilihat mata
manusia telah diciptakan dengan rancangan khusus agar dapat melakukan kerja
yang terus-menerus semacam ini.
Sebuah
saraf mampu mengirim paling banyak 200 sinyal per detik. Lalu bagaimana seekor
serangga kecil mampu mengepakkan sayapnya 1000 kali per detik? Penelitian telah
membuktikan bahwa pada serangga-serangga ini, tidak terdapat hubungan
satu-banding-satu antara sinyal dari saraf dan jumlah kepakan sayap per satuan
waktu.
Pada
perangkat istimewa ini, yang masing-masing diciptakan tersendiri pada tubuh
setiap serangga, tak dijumpai ketidakteraturan sedikit pun. Saraf-sarafnya
tidak pernah mengirim sinyal yang salah, dan otot-otot serangga senantiasa
menerjemahkannya secara benar.
Pada
jenis seperti lalat dan lebah, otot-otot yang memungkinkan terbang bahkan tidak
menempel pada pangkal sayap! Sebaliknya, otot-otot ini melekat pada dada
melalui pengait yang berperan seperti engsel, sedangkan otot-otot yang
mengangkat sayap ke atas melekat pada permukaan atas dan bawah dada. Saat
otot-otot ini mengerut, permukaan dada menjadi rata dan menarik pangkal sayap
ke bawah. Permukaan samping sayap memberikan peran penyokong sehingga
memungkinkan sayap-sayap terangkat. Otot-otot yang menimbulkan gerakan ke bawah
tidak melekat langsung pada sayap, tapi bekerja di sepanjang dada. Ketika
otot-otot ini mengerut, dada tertarik kembali ke arah berlawanan, dan dengan
cara ini sayap tergerakkan ke bawah.
Permukaan
dada dan ototnya telah diciptakan dengan rancangan istimewa untuk memungkinkan
pengumpulan energi ini. Namun, energi tersebut sesungguhnya disimpan pada
engsel yang terdiri atas resilin. Sudah pasti mustahil bagi seekor serangga,
dengan usahanya sendiri, melengkapi diri sendiri dengan peralatan luar biasa
untuk terbang. Kecerdasan dan kekuatan tak terhingga Allah telah menciptakan resilin
istimewa ini pada tubuh serangga.
-- http://luklukmaknun93.blogspot.com/2013/10/keajaiban-proses-terbang-lalat.html
Sumber Video : http://www.newscientist.com/article/dn25288-surreal-xray-movie-reveals-how-a-fly-beats-its-wings.html
om kalo cara kerja dompet biar ngangkat terus gimana?? sinar apa yg di butuhkan ???
ردحذفbeli tuyul seken aja mas....ga nyambung ni mas ridwan ya...
ردحذفإرسال تعليق